Pages

Kamis, 31 Maret 2016

Hei,,,, Engkau yang tak pernah merasakan, Hei,,,, Engkau yang tak pernah susah, Hei,,,, Engkau yang tak pernah gundah dan gelisah, Bisakah engkau sesikit memberiku petujuk bagaimana rasanya jadi engkau, Pastikan aku akan bahagia walau hanya sekedar mendengar. Hei, Kalian yang sedang merasakan, Hei, Kalian yang sedang susah, Hei, Kalian yang gundah dan gelisah, Tak usahlah kita bertukar cerita, karena nestapa sudah kita rasa bersama. Masih elok seekor piaraan, Mereka dirawat semaksimal mungkin. Masih indah jemuran yang diperas lalu kembali disusun rapi di bawah terik mentari. Teramat nista sekali sang perasa sengsara, Tanpa kata ia ditinggalkan begitu saja. Tak cuma sekali tapi dua atau bahkan tiga hingga lima. Lebih kaya lebih sejahtera dialah yang berkuasa. Tanpa beda genre, status, hubungan dan lain sebagainya. Mereka yang bisa merekalah yang menentukannya. Inikah keadilan menurut hukum rimba sang penguasa. Yaaa,,,,,, Kami belum mampu semuanya, Karena itulah pula mereka seolah kalian jadikan tawanan atas kemampuanku? Ohh, Sungguh sial sekali nasib orang miskin ini. Ingin coba sepeeti yang lain bersandingan, namun kalah kuasa karena adatnya. Ingin merintis kebersamaan, namun tetap terpisahkan olehnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar